Aku belajar menyimpan semua hal yang tak sempat kukatakan.
Rumah yang dulu terasa hangat kini hanya bisik—pintu yang sering terkunci, suara yang kerap tak sinkron. Di sudut kamarku kutulis ulang nama-nama harapan yang perlahan pudar.
Berawal dari kesedihan, tapi langkah ini harus tetap maju. Hidup bukan soal jatuh, tapi soal bangkit lagi.
Dia pergi dengan alasan yang terdengar logis, namun hatiku tetap terluka; cinta yang kupunya bukan milik langit lagi. Aku telusuri hari demi hari, memungut serpihan yang berserak—kenangan, janji, kenapa kata yang mudah jadi rumit.
Terkadang menangis bukan pilihan, tapi pelajaran tentang bagaimana tetap berdiri ketika semua runtuh.
Untuk yang pernah tumbuh di antara perdebatan dan sunyi: ketahuilah, kau tak sendiri. Luka ini tak harus menutup seluruh dunia; ada ruang kecil untuk hancur yang menumbuhkan sedikit cahaya baru.
Kesedihan bukan alasan untuk berhenti. Dari retakan itu, semangat tumbuh makin kuat.
Aku sering jatuh di antara luka dan sepi, merasakan perih yang kadang nggak bisa kuceritain ke siapa pun. Tapi dari semua itu aku belajar: jangan biarkan kesedihan jadi alasan untuk berhenti berbagi semangat. Karena meski hati ini retak, aku tetap ingin melihat orang lain tersenyum. Kadang, memberi semangat ke orang lain justru jadi cara untuk menguatkan diriku sendiri. Jadi, biarlah aku rapuh, asalkan kamu tetap kuat. Biarlah aku hancur, asalkan kamu tetap bisa melangkah. Karena pada akhirnya, luka ini bukan alasan untuk berhenti menyalakan cahaya kecil dalam gelapnya dunia orang lain.
Aku tahu rasanya rapuh, tapi dari rapuh itu aku belajar: jangan biarkan orang lain jatuh sendirian.